Pertemuan terkait pada Konsultasi Publik pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2019 antara lain berisikan pemaparan-pemaparan dari narasumber, adapun ringkasan dari hasil dari pertemuan adalah sebagai berikut :

  • Sambutan dari Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bapak Yoyon :
  1. Mewakili Sambutan Sekda Kota Cirebon pada Konsultasi Publik RKPD Tahun Perencanaan 2020;
  2. UU No.26 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional agar pembangunan efektif dan efisien maka perlu perencanaan yang aktif dan komprehensif dengan memperhatikan azaz-azaz kemajuan, keseimbangan dan persatuan Nasional;
  3. Dimulai dari pra-musrenbang, musrenbang kelurahan, musrenbang kecamatan, forum perangkat daerah dan forum konsultasi publik, dengan tujuan untuk melengkapi rumusan RKPD Tahun Perencanaan 2020;
  4. RKPD Tahun Perencanaan 2020 masih dalam Proses Perumusan;
  5. Di tahun 2019 Tema Pembangunan kota cirebon adalah akeselerasi pembangunan dalam mewujudkan Kota Cirebon sebagai kota berbasis Budaya dan Sejarah;
  6. Inovasi dan kreativitas dalam pembangunan sangat diperlukan untuk perkembangan perencanaan, dilakukan dengan kolaborasi antara perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya;
  7. Ranwal RKPD akan menjadi bahan dalam Musrenbang RKPD pada tanggal 14 Maret 2019;
  • Selanjutnya penyampaian dari Narasumber Kepala BPPPPD Kota Cirebon Bapak Arif Kurniawan :
  1. Forum diselenggarakan dalam rangka menggali lebih banyak masukan dari para pemangku kepentingan;
  2. RPJMD diperuntukkan untuk 5 tahun kedepan, akan tetapi dalam perumusannya sangat sedikit masukan yang diterima, oleh karena itu kali ini banyak undangan untuk pemangku kepentingan selain perangkat daerah untuk memberi masukan baik lisan, tertulis ataupun melalui website yang sudah disiapkan;
  3. Creatice Class harus tumbuh dengan menciptakan lingkungan yang mendukung terciptanya orang-orang kreatif;
  4. Kota Cirebon sudah mempunyai perda untuk menjembatani perencanaan yang ada dibagi menjadi 3, jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang;
  5. Hasil masukan dari pertemuan kali ini dimasukan ke dalam berita acara dan ditandatangani bersama Perwakilan Pemangku Kepentingan;
  6. Jawa Barat memprioritaskan Kota Cirebon sebagai sektor unggulan pariwisata;
  7. Pariwasata tidak hanya pada destinasi, industri pariwasata, marketing dan elemen pendukung lainnya;
  8. Banyak penduduk yang migrasi ke Kota Cirebon terdorong dari peluang usaha dari efek perkembangan pariwisata;
  9. Tingkat Kemisikinan di Kota Cirebon mengalami penurunan, hal tersebut dirasa cukup baik karena penurunannya cukup signifikan;
  10. Kemungkinan kedepan perlu mendata pekerjaan-pekerjaan di sektor informal;
  11. Dalam birokrasi harus mengurutkan semua item dari perumusan perencanaan dalam penyusunan dokumen perencanaan, baik tujuan, sasaran, indikator dan lainnya harus relevan;
  12. Kelembagaan sektor pariwasata perlu adanya kolaborasi dari seluruh stakeholder, masih minimnya kelompok pecinta pariwisata;
  13. Dalam sektor pariwisata di Kota Cirebon, masih kurangnya sistem penanda untuk menunjang situs objek wisata, masih kurang di ekspos, padahal Kota Cirebon banyak wisata historical dan lainnya;
  14. Dari aspek sarana dan prasarana, jalanan di Kota Cirebon sudah dalam kondisi baik 80%;
  15. Kedepannya jalan karanggetas akan dibangun sebagai mainstreet atau shoppingstreet;
  16. Target tahun ini adalah zero (0) keluhan sampah;
  17. Harus ada edukasi untuk masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah;
  18. Berdasarkan data dari Dishub, setiap hari sekitar 30,000 kendaraan masuk ke Kota Cirebon, jika diakhir pekan dapat meningkat 2 sampai 3 kali lipat;
  19. Kawasan stadion Bima tahun ini akan dikelola pemerintah daerah, tantangan utamanya adalah keamanan dan kebersihan dan juga perlu dikembalikan fungsinya sebagai sarana olahraga.
  • Dalam acara Pertemuan Konsultasi Publik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sesi diskusi, tanya jawab dan sejenisnya. Adapun poin-poin dalam isi diskusi tersebut adalah sebagai berikut :

Sesi I

Adang Djumhur, dari Dewan Pendidikan

  • Menanggapi soal pendidikan yang masuk dalam prioritas bahkan misi 1 dari pemerintah daerah soal pendidikan yang merupakan kata kunci untuk mewujudkan SDM yang berkualitas, walau sudah mengakomodasi berbagai aspek, tapi ada yang perlu diperhatikan yang pertama penguatan sarana prasarana, bukan hanya pendidikan formal namun juga nonformal, padahal sama pentingnya. Berkaitan dengan itu, perlu kesiapan sarana dan prasarana untuk seluruh apek pendidikan;
  • Berkaitan dengan pendidikan nonformal, terkait penguatan status kelembagaan, hanya sekitar 20% saja yang sudah terakreditasi terkait pendidikan nonformal;
  • Persoalan sampah mungkin bisa dikatakan kategori darurat sampah, bagaimana jika penampungan sampah ini lokasinya dipindah jangan sampai ditempatkan pada jalan-jalan utama di Kota Cirebon, penyelesaian sampah harus tuntas dari hulu ke hilir dan harus dilakukan secara simultan dengan berbagai alternatif;

Bapak Ahmad Yani dari At-taqwa Centre

  • Dalam bidang keagamaan, hampir tiap pemerintahan memasukan kata agamis, oleh karena itu dalam misi 1 yang dibaca, bahwa kualitas SDM Kota Cirebon yang agamis tahun kemarin hanya 11%, ingin lebih ada semacam di break down indikator sumber daya manusia agamis itu apa saja, diusulkan 2 dalam rangka konsistensi, jangan hanya jadi hiasan dan jargon informal sebagai kota wali, perlu ditentukan indikator dan rencana aksi pemerntah terkait pada bidang keagamaan;
  • Meningkatkan kapasitas dan kualitas kelambagaan keagamaan, perlu dianggarkan untuk pembinaan dan lainnya. Perlu ditingkatkan kualitas pemahamaan keagamaan;
  • Kota kreatif yang berbasis budaya, dalam penguatannya ada unsur wisata di dalamnya, dalam laporan global muslim, yang lagi tren adalah wisata halal dan wisata muslim, Kota Cirebon punya peluang, seperti masjid kuno, makam wali, dan lainnya. Usulan kongkretnya adalah 2020 sudah bisa dimulai;

Bapak Junaedi Noer mewakili Rektor Unswagati

  • Mengacu pada data yang sudah disampaikan dalam rancangan awal RKPD, data dari trend kecenderungan 2013-2018 dari sektor makro, PDRBnya justru mengalami pertumbuhan yang signifikan, pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon berada jauh diatas rata-rata Jawa Barat, namun muncul angka kemiskinan dan lainnya, hal tersebut timpang. Perlunya inventasi bukan hanya sektor makro, tapi juga dampaknya, seperti kemacetan, kebanjiran dan lainya, termasuk dengan inflasinya. Ada hal yang timpang pada tata kelola pembangunan tersebut, perlu ada pemerataan alokasi dan investasi terhadap UMKM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.